Person Centered Therapy – Carl Roger

a.Biografi Carl Roger
Carl Roger pendiri pendekatan ini, dilahirkan di Oak Park, Illinois, pada tahun 1902 dan wafat di LaJolla, California, pada tahun 1987.Pada tahun 1928 ia memperoleh gelar Master di bidang psikologi dari Columbia University dan kemudian memperoleh gelar Ph.D di dibidang psikologi klinis pada tahun 1931.
Pada tahun 1939, ia menerbitkan satu tulisan berjudul “The Clinical Treatment of the Problem Child”, mendapatkan tawaran sebagai profesor pada fak. psikologi di Ohio State University. Dari 1935 sampai 1940 ia mengajar di University of Rochester dan menulis Perlakuan Klinis Soal Anak (1939).

b.Perkembangan Person Centered Therapy
• Awal tahun pendekatan ini, klien bukan terapis bertanggung jawab. Memiliki Gaya terapi nondirective, diri yang lebih besar eksplorasi, dan peningkatan konsep diri.
• Dikembangkannya pergeseran dari klarifikasi perasaan untuk fokus pada frame klien.
• hipotesis Rogers yang dikonfirmasi, dan ada bukti kuat untuk nilai hubungan terapeutik dan klien ‘sumber daya sebagai inti dari terapi sukses.
• Sebagai orang yang berpusat pada terapi dikembangkan penelitian lebih lanjut berpusat pada kondisi inti yang dianggap perlu dan cukup baik untuk terapi yang sukses.

c.Tujuan Person Centered Therapy

• Pendekatan yang berpusat pada orang bertujuan menuju klien mencapai tingkat yang lebih besar kemerdekaan dan integrasi
• untuk membantu klien dalam proses pertumbuhan mereka sehingga klien yang lebih baik sehingga bisa mengatasi masalah mereka saat ini dan masa depan
• Tujuan yang mendasari terapi ini adalah untuk memberikan iklim yang kondusif untuk membantu individu menjadi pribadi yang berfungsi sepenuhnya

d.Fungsi dan Peran Terapi
• Peran terapis ini berakar pada cara-cara keberadaannya dan sikap-sikapnya bukan pada penggunaan teknik- tekniknya yang dirancang untuk menjadikan klien dapat berbuat sesuatu
• Menggunakan dirinya sendiri sebagai alat untuk mengubah diri
• Berfungsi membangun iklim konseling yang menunjang pertumbuhan klien
• Membangun hubungan yagn membantu dimana klien akan mengalami kebebasan yang diperlukan untuk mengekplorasi area hidupnya yang sekarang
Pengalaman Klien dalam proses Terapi
• konselor menciptakan iklim yang kondusif untuk eksplorasi diri, klien memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman mereka, yang meliputi perasaan, keyakinan, perilaku dan pandangan dunia.
• Klien datang ke konselor dalam keadaan ketidaksesuaian, yaitu ketidaksesuaian ada antara persepsi diri mereka dan pengalaman mereka dalam kenyataan
• Salah satu alasan klien mencari terapi adalah perasaan tidak berdaya, ketidakberdayaan, dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan atau secara efektif mengarahkan hidup mereka sendiri
• berharap untuk menemukan “jalan” melalui bimbingan terapis. dalam kerangka orang-terpusat
• klien segera belajar dalam sebuah hubungan agar mereka dapat bertanggung jawab untuk diri mereka sendiri dan mereka dapat belajar untuk lebih bebas dengan menggunakan hubungan untuk mendapatkan pemahaman diri yang lebih besar.

e.Proses Konseling Dalam Pendekatan Terapi
• Konseling memusatkan pada pengalaman individual.
• Konseling berupaya meminimalisir rasa diri terancam, dan memaksimalkan dan serta menopang eksplorasi diri. Perubahan perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu untuk menilai pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat tilikan pearasaan yang mengarah pada pertumbuhan.
• Melalui penerimaan terhadap klien, konselor membantu untuk menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalaman-pengalaman sebelunya ke dalam konsep diri.
• Dengan redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang lain dan menjadi orang yang berkembang penuh.
• Wawancara merupakan alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik

f.Kelebihan dan Kekurangan Person Centered Therapy
Kelebihan
1. Pemusatan pada klien dan bukan pada terapist
2. Identifikasi dan hubungan terapi sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian.
3. Lebih menekankan pada sikap terapi daripada teknik.
4. Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuantitatif.
5. Penekanan emosi, perasaan, perasaan dan afektif dalam terapi
6. Menawarkan perspektif yang lebih up-to-date dan optimis
7. Klien memiliki pengalaman positif dalam terapi ketika mereka fokus dalam menyelesaiakan masalahnya
8. Klien merasa mereka dapat mengekpresikan dirinya secara penuh ketika mereka mendengarkan dan tidak dijustifikasi

Kekurangan
1. Terapi berpusat pada klien dianggap terlalu sederhana
2. Terlalu menekankan aspek afektif, emosional, perasaan
3. Tujuan untuk setiap klien yaitu memaksimalkan diri, dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit untuk menilai individu.
4. Tidak cukup sistematik dan lengkap terutama yang berkaitan dengan klien yang kecil tanggungjawabnya.
5. Sulit bagi therapist untuk bersifat netral dalam situasi hubungan interpersonal.
6. Tetapi menjadi tidak efektif ketika konselor terlalu non-direktif dan pasif. Mendengarkan dan bercerita saja tidaklah cukup
7. Tidak bisa digunakan pada penderita psikopatology yang parah
8. Minim teknik untuk membantu klien memecahkan masalahnya

Sumber:
http://ilhamkons.wordpress.com/2012/03/31/pendekatan-person-centered/
http://janokogalls.blogspot.com/2011/12/person-centered-by-carl-roger.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Person-centered_therapy

Leave a comment